Rabu, 09 Desember 2020

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Masa Pandemi Covid-19

Adanya pandemi COVID-19 menyebabkan berbagai sektor mengalami gangguan, salah satunya sektor pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Tak dipungkiri bila layanan kesehatan gigi dan mulut berpotensi tinggi menularkan virus SARS-CoV-2 atau lebih dikenal dengan corona. Pasalnya, penularan virus tersebut bisa melalui droplet/ percikan air liur, dimana cairan ini bisa saja tersembur di tengah proses pemeriksaan yang kemudian menempel di peralatan yang digunakan untuk memeriksa gigi.

Untuk menghindari hal tersebut, maka kami menghimbau bila sifatnya tidak darurat dan masih bisa melakukan perawatan di rumah,  sebaiknya tidak perlu mengunjungi pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Kategori yang dianggap darurat diantaranya:

 

v  Muncul perdarahan pada area mulut yang tak kunjung berhenti;

v  Nyeri pada gigi, gusi, atau tulang rahang;

v  Nyeri dan pembengkakan (seperti gusi, wajah dan leher);

v  Gigi palsu yang tidak berfungsi dengan benar;

v  Rasa nyeri akibat kawat gigi;

v  Perawatan gigi pasien yang menjalani pengobatan kanker;

v  Perawatan pasca-operasi yang tidak dapat dilakukan secara mandiri;

v  Trauma yang mempengaruhi kondisi bernapas;

v  Perlu adanya tindakan pengambil sampel di area mulut.



Bila keadaan tidak darurat, maka sebaiknya rencana mengunjungi layanan kesehatan gigi dan mulut ditunda. Dan cukup lakukan perawatan secara pribadi di rumah menggunakan cara sederhana seperti kumur dengan air garam atau mengonsumsi obat pereda nyeri.

Selain himbauan, kami juga membuat sejumlah aturan terkait pelayanan kesehatan gigi dan mulut selama pandemi COVID-19. Adapun protokol aman tersebut diantaranya :

 

v  Melakukan skrining mendetail terhadap semua pasien yang datang ke klinik.

v  Cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun atau alkohol dengan kandungan minimal 70% pada saat sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik, setelah terpapar cairan tubuh  pasien dan menyentuh lingkungan sekitar pasien;

v  Melakukan etika batuk dan bersin yang tepat;

v  Dokter gigi, dan terapis gigi wajib menggunakan APD yang sesuai;

v  Modifikasi ruang tindakan poli gigi seperti ruangan dijadikan tekanan negative dan ada ruang ganti.

v  Pasien dianjurkan untuk berkumur menggunakan povidone iodine 1% selama 15-60 detik sebelum dilakukan perawatan dan saat-saat yang diperlukan;

v  Penggunaan Aerosol Suction pada tindakan yang meninbulkan aerosol pengeburan gigi, pembersihan karang gigi, dan tindakan odontektomi dengan local anestesi.;

v  Seluruh benda dan alat kedokteran gigi yang sudah digunakan langsung damsukkan ke dalam container kotor dan tertutup untuk di sterilkan di CSSD (Central Sterile Supply Departement)

v  Pembersihan dental unit dengan menggunakan alcohol swab setiap kali pergantian pasien.

v  Pembersihan lingkungan kerja, ruang tunggu pasien dengan cairan disinfektan secara berkala.

 

Protokol aman tersebut diterapkan di RSUP dr Kariadi Semarang. Poliklinik gigi dan mulut Paviliun Garuda RSUP dr Kariadi  tetap membuka pelayanan meski di tengah pandemi COVID-19. Hal ini dikarenakan kami sadar bahwa proses pelayanan kesehatan harus tetap berjalan.

Adapun Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut di Masa Pandemi Covid-19 bisa dibaca di sini

 

Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut di Masa Pandemi Covid-19

Gangguan kesehatan bisa datang kapan saja. Hal ini menjadi lebih berat karena situasi dan kondisi pandemic Covid 19 yang sedang melanda.

Berobat ke dokter gigi sangat berisiko tertular dan menularkan Covid-19, karena saat dokter gigi melakukan tindakan, ada potensi penularan virus corona melalui udara (aerosol). Aerosol dan droplet (percikan cairan) ini mengandung partikel virus. Saat tindakan gigi dilakukan, ada kemungkinan terkena cipratan aerosol dan droplet sehingga dokter gigi dapat tertular dari pasien dan bisa menularkan kembali ke pasien yang lain. Oleh karena itu, menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah langkah pencegahan sebelum terjadi sakit. 




Ada beberapa cara menjaga kesehatan gigi dan mulut di masa pandemi Covid-19, yaitu :

 

Menghindari penumpukan plak

Plak merupakan lapisan lengket yang berasal dari sisa makanan yang menempel pada permukaan gigi dan gusi, serta mengandung bakteri.  Plak gigi yang tidak dibersihkan, lama kelamaan dapat mengeras dan menjadi karang gigi. Penumpukan plak membuat virus dan bakteri lebih mudah menempel dan berkembang masuk ke dalam tubuh. Penumpukan plak dapat dicegah dengan membersihkan gigi dan rongga mulut secara teratur.

 

Menyikat gigi secara rutin dengan teknik yang benar

Menyikat gigi dengan benar dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut. Sikat gigi direkomendasikan dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi setelah makan dan malam sebelum tidur. Sikat gigi dilakukan minimal dua menit. Cara yang benar adalah dengan gerakan memutar dari area gusi yang berwarna merah ke arah gigi yang berwarna putih. Selain itu, pilih juga pasta gigi yang mengandung fluoride karena baik untuk kesehatan gigi. Bila perlu, dapat digunakan obat kumur/ mouthwash setelah menyikat gigi dengan tujuan untuk membersihkan area dalam yang tidak terjangkau oleh sikat gigi.

 

Menggunakan benang gigi (flossing)

Benang gigi digunakan untuk membersihkan sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi. Menyikat gigi sering kali tidak mampu menjangkau sela-sela gigi yang rapat. Sisa- sisa makanan di sela gigi ini berpotensi untuk menyebabkan gigi berlubang. Oleh karena itu, penting menggunakan benang gigi untuk membersihkan gigi dan mulut setelah menyikat gigi.

 

Mengurangi makanan dan minuman tinggi gula dan asam

Makanan dan minuman yang mengandung gula tinggi seperti permen, makanan dan minuman manis, dapat memproduksi  zat asam dalam rongga mulut sehingga pembentukan plak tidak bisa dihindari. Sedangkan makanan dan minuman dengan kandungan asam yang tinggi seperti makanan asam, minuman berkarbonasi dan soda dapat membuat lapisan enamel gigi menjadi rusak. Oleh karena itu, kurangi asupan gula dan asam, serta ganti dengan asupan buah dan sayur.

 

Konsultasi ke dokter gigi

Melakukan pemeriksaan gigi secara berkala (setiap enam bulan sekali) ke dokter gigi sangat dianjurkan sebagai pencegahan masalah gigi dan mulut. Namun di masa pandemi seperti sekarang, keluar rumah bisa sangat berisiko, termasuk ke fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Klinik atau Rumah Sakit. Konsultasi langsung disarankan untuk ditunda, namun masyarakat tetap dapat berkonsultasi dengan dokter gigi melalui telemedicine atau secara online.

baca juga : 


 

Aspek-aspek Penting dalam Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini

5 Area psikologi perkembangan anak usia dini

Psikologi perkembangan anak usia dini melihat proses perkembangan mental perilaku, serta fisik anak pada usia 0-8 tahun. Anak-anak usia dini juga sedang menjalani masa keemasan atau golden age pada periode ini. Mengapa disebut masa keemasan?

Usia 0-8 tahun dianggap sebagai masa keemasan anak, karena pada periode tersebut, Si Kecil mengalami perkembangan terbaiknya, baik secara fisik maupun psikis.

Ada lima area psikologi perkembangan anak usia dini yang harus dipahami orangtua, untuk memantau tumbuh kembang buah hatinya pada masa keemasan tersebut. Kelima area tersebut adalah perkembangan, pencapaian, perilaku, emosi, dan sosialisasi.

 



Perkembangan

Dalam psikologi perkembangan anak usia dini, ada tiga aspek yang masuk dalam perkembangan Si Kecil, yaitu perkembangan fisik, kognitif (intelektual), serta sosial dan emosional. Berikut ini penjelasannya.

  • Perkembangan fisik:

Perkembangan ini merujuk pada perubahan yang terjadi pada tubuh anak. Biasanya, perubahan muncul secara stabil dan terprediksi. Perkembangan fisik pada anak ini juga termasuk kemampuan motorik kasar dan halus.

  • Perkembangan kognitif (intelektual):

Perkembangan kognitif anak merupakan proses dalam memperoleh pengetahuan, termasuk bahasa, imajinasi, penalaran, dan pola pikir.

  • Perkembangan sosial dan emosional:

Perkembangan yang satu ini sering dikaitkan dengan kecenderungan anak ketika melakukan aktivitas secara berkelompok, misalnya bermain bersama teman-teman sebaya nya. Aktivitas semacam ini menjadi salah satu bagian perkembangan sosial Si Kecil. Sementara itu, perkembangan emosionalnya mencakup perasaan yang dimiliki anak dengan cara mengungkapkannya. Rasa takut, percaya, bangga, humor, percaya diri, bahkan persahabatan, menjadi bagian perkembangan sosial

 

 

Pencapaian

Pencapaian atau milestone merupakan aspek penting untuk menilai sejumlah perkembangan anak usia dini. Misalnya, ketika anak belum bisa berjalan ketika usianya sudah mencapai 18 bulan, maka sebaiknya orangtua mewaspadainya.Ada empat kategori pencapaian perkembangan anak, yaitu pencapaian fisik, kognitif (mental), sosial dan emosional, serta komunikasi dan bahasa.

  • Pencapaian fisik: termasuk perkembangan kemampuan motorik halus dan motorik kasar
  • Pencapaian kognitif (mental): kemampuan anak dalam berpikir, belajar, dan memecahkan masalah
  • Pencapaian sosial dan emosional: kemampuan anak dalam mengungkapkan perasaan dan melakukan interaksi sosial
  • Pencapaian komunikasi dan bahasa: perkembangan kemampuan berkomunikasi secara verbal dan non-verbal

 

Perilaku

Setiap anak bisa saja bertingkah nakal, memberontak, dan menunjukkan perilaku impulsif dari waktu ke waktu. Konflik antara Anda sebagai orangtua dan Si Kecil pun akhirnya tak terelakkan, mulai dari usianya yang menginjak dua tahun, hingga beranjak remaja dan ingin mencari jati diri dan melakukan hal-hal yang baru.Perilaku tersebut ternyata normal, dan merupakan bagian dari proses pendewasaan. Namun, ada beberapa anak dengan perilaku yang sulit untuk dikendalikan. Dalam kondisi ini, orangtua disarankan untuk meminta bantuan psikolog.Psikolog anak bisa mencari tahu akar persoalan dari perilaku Si Kecil yang berada di luar norma tingkah anak-anak seusianya. Misalnya, gangguan pada otak, genetik, masalah pola makan, kondisi keluarga, maupun stres. Kemudian, psikolog anak akan membantu Anda menyelesaikan persoalan yang ada.

 

Emosi

Perkembangan emosi anak termasuk kemampuannya dalam mempelajari emosi dan perasaan. Memahami alasan munculnya emosi maupun perasaan tertentu, bisa membantu anak mengelolanya.Proses rumit ini mulai berlangsung pada usia kanak-kanak, dan akan berlanjut hingga anak beranjak dewasa. Emosi pertama yang bisa muncul pada bayi adalah kegembiraan, kemarahan, kesedihan, dan ketakutan.Selanjutnya seiring bertambahnya usia, seorang anak bisa mengenali dan mengungkapkan rasa malu, terkejut, suka cita, bangga, bahkan mengekspresikan empati. Hal-hal yang memicu respons emosional anak pun bisa berubah. Begitu pula dengan cara anak dalam mengelolanya.

 

Sosialisasi

Perkembangan sosial ini erat hubungannya dengan perkembangan emosi. Kemampuan sosialisasi memungkinkan anak untuk melakukan aktivitas positif bersama dengan keluarga, guru dan teman-teman sekolah, serta tetangga. Proses ini terus berlanjut, dan usia dini anak menjadi periode penting untuk sosialisasi.Salah satu hubungan dan yang terpenting untuk memberikan pengalaman baik bagi anak adalah relasinya dengan orangtua maupun orang-orang yang merawatnya pertama kali. Kualitas hubungan ini berdampak pada perkembangan sosial Si Kecil di kemudian hari. Sementara itu melalui hubungan dengan teman sebayanya, anak akan belajar untuk memulai dan menjaga interaksi sosial, mengatasi konflik, termasuk bergantian waktu bermain, berkompromi, bahkan tawar-menawar.Aktivitas bermain semacam ini, anak pun mengalami proses koordinasi antara pemahaman, tindakan, dan tujuan dalam melakukan suatu hal. Lewat pengalaman ini, anak bisa mengembangkan pertemanan, yang akhirnya bisa menghadirkan rasa aman, selain yang berasal dari keluarga.

baca juga Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut


Kamis, 08 Oktober 2020

Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting. Dengan gigi dan mulut yang sehat maka dapat makan dengan mudah setiap hari. Bukan hanya itu, gigi dan mulut juga berdampak langsung bagi penampilan anda, meningkatkan kepercayaan diri ketika berada di forum, kantor atau tempat perkumpulan lainnya. 

Jadi bagaimana kita menjaga gigi dan mulut agar tetap sehat?

Sikat gigi setidaknya dua kali sehari (pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur) dengan sikat berbulu halus agar tidak mencederai gigi atau struktur di sekitarnya.
Menggunakan pasta gigi berfluoride yang berfungsi untuk mencegah pertumbuhan bakteri mulut yang berbahaya, memperlambat hilangnya mineral dari lapisan terluar gigi, dan membangun kembali lapisan terluar gigi yang melemah.
Gunakan obat kumur untuk menghilangkan partikel makanan yang tersisa setelah disikat.
Floss (benang) gigi, dilakukan minimal sehari sekali.
Ganti sikat gigi setiap tiga bulan atau lebih cepat.
Makan makanan yang sehat dan batasi makanan dengan tambahan gula.
Hindari rokok, alkohol dan kafein.
Jadwalkan pemeriksaan dan pembersihan gigi secara teratur tiap enam bulan sekali.

Langkah-langkah Menyikat gigi

  1. Siapkan sikat gigi dan pasta gigi berfloride dan tidak mengandung detergen
  2. Kumur- kumur
  3. Sikat bagian luar gigi depan atas dan bawah (atas bawah)
  4. Sikat bagian belakang samping luar gigi ats dan bawah (arah putar)
  5. Sikat permukaan kunyah belakang gigi atas dan bawah
  6. Sikat bagian dalam gigi depan atas dan bawah
  7. Sikat permukaan gigi yang menghadap ke bawah dan ke atas (maju mundur)
  8. Sikat lidah bagian atas
  9. Kumur 1 kali saja, agar flour tertinggal di permukaan gigi
  10. Bersihkan sikat gigi, simpan posisi tegak kepala diatas

Patuhi Aturan Menggosok Gigi

Selain menerapkan cara menggosok gigi yang benar, Anda juga harus tahu aturan dalam menyikat gigi. Aturan ini penting untuk diterapkan agar kesehatan gigi dan mulut Anda selalu terjaga:


1. Jadikan sebagai rutinitas

Jadikan menggosok gigi sebagai salah satu rutinitas yang wajib Anda lakukan setelah makan, setidaknya setelah makan pagi dan saat malam sebelum tidur.

2. Jangan terlalu sering

Menggosok gigi 2–3 kali sehari adalah jumlah yang ideal. Sebaliknya, menggosok gigi lebih dari 3 kali sehari dapat merusak lapisan luar gigi dan melukai gusi.

3. Jangan menggosok terlalu kuat

Selain terlalu sering, menggosok gigi terlalu kencang juga berisiko menyebabkan kerusakan gigi atau    gusi berdarah. Untuk mengontrol kekuatan menyikat dengan lebih baik, pegang gagang sikat gigi seperti sedang memegang pensil, bukan dengan tangan mengepal.

4. Jangan terburu-buru

Menggosok gigi dengan terburu-buru bisa membuat beberapa bagian tidak tersikat dengan bersih. Padahal, kunci terpenting adalah menyikat semua permukaan gigi. Agar gigi tersikat bersih, beri waktu  setidaknya 30 detik untuk menyikat tiap deretan gigi.

5. Ganti sikat gigi secara rutin

Meski sikat gigi Anda masih terlihat bagus, jangan lupa untuk menggantinya setiap 3–4 bulan sekali, terutama jika bulu sikat sudah berubah bentuk atau terlihat kotor.
Sama halnya dengan bagian tubuh yang lain, gigi dan mulut juga harus rajin dibersihkan secara menyeluruh agar kesehatannya tetap terjaga. Jadi, mari terapkan cara menggosok gigi yang baik dan benar.



Selain itu, jangan lupakan melakukan pemeriksaan gigi secara teratur ke pelayanan gigi setiap 6 bulan sekali, agar kesehatan gigi dan mulut Anda dapat terus terpantau. Dalam pemeriksaan gigi ini, juga dapat melakukan pembersihan karang gigi dan tindakan lain yang dirasa perlu bila ada masalah pada gigi dan gusi Anda.




Makanan yang baik untuk kebutuhan gigi dan mulut

Makanan yang mengandung: 

  • Vitamin D : Kekokohan  tulang dan gigi
  • Kalsium : Ketahanan melawan gigi kerapuhan
  • Flouride : Ketahanan gigi terhadap asam
  • Vitamin C : Ketahanan Gusi terhadap iritasi.                                                                    
  • Contohnya seperti susu, keju, telur, teri, bayam, daun katuk dan sawi.

 

Apa Manfaat Pasta gigi berflouride??? 

Pasta gigi mengandung fluoride secukupnya karena mampu mengatasi kuman/ bakteri penyebab bau mulut dan memperkuat gigi, serta mempunyai :

  • Daya bersih yang bagus
  • Rendah daya abrasive
  • Tidak mengiritasi gusi
  • Baunya enak
  • Mudah di gunakan

Senin, 05 Oktober 2020

Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak

Menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangat penting untuk anak-anak, karena kesehatan gigi merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri. Email gigi anak sangat rentan terhadap kerusakan karena tidak sekuat email pada gigi dewasa. Gigi pertama pada bayi biasanya muncul pada usia 6-8 bulan , gigi anak akan terus tumbuh sampai ia berusia 3 tahun dan berjumlah 20 buah. 



Gigi Susu Anak


Fungsi gigi susu adalah: 

1. Membantu kelanaran pertumbuhan gigi permanen. Gigi susu sebaiknya dipertahankan selama mugkin sampai tiba waktunya untuk tanggal sendiri. Mengapa penting karena gigi susu akan memberikan ruang kepada gigi permanen yang akan tumbuh dibawahnya. Gigi susu yang dirawat denga baik akan membantu merangsang perkembangan rahang. 
2. Membantu proses pengunyahan pada anak. Sehingga kebutuhan akan nutrisi pada anak dapat terpenuhi dalam masa tumbuh kembangnya. 
3. Gigi susu juga berpengaruh pada perkembangan wajah dan otot rahang. 
4. Menjaga rasa percaya diri pada anak. Gigi yang bersih dan tidak berlubang akan membuat penampilan anak semakin menarik. Dengan fungsi yang sangat penting tersebut, kita perlu menjaga kesehatan gigi anak sejak dini. 

Cara yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan gigi anak adalah : 

1. Bersihkan gigi dan gusi anak anda saat gigi pertamanya tumbuh. Tidak hanya membersihkan sisa makanan dan bakteri, namun juga membantu menciptakan kebiasaan menyikat gigi pada pagi dan malam hari untuk anak anak. 
2. Bersihkan gigi dan gusi pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur, gunakan kasaa basah atau sikat gigi yang berbulu lembut. 
3. Hindari kebiasaan memberikan minum susu atau minuman manis pada anak menjelang tidur menggunakan dot karena akan menyebabkan gigi berlubang. 
4. Periksalah secara rutin dan berkala ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Peran serta orang tua dan pengasuh sangatlah penting dalam menjaga kesehatan gigi anak, pengawasan dan bantuan orang tua sangat dibutuhkan untuk memastikan anak-anak menyikat gigi dengan baik dan benar. 

Merawat Gigi Susu Anak



Cara yang pertama yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan gigi anak adalah dengan mengenalkan pentingnya perawatan gigi sejak dini, yakni sejak anak memiliki gigi untuk pertama kali. 

Kita dapat membiasakan menyikat gigi mereka dengan baik dan benar setidaknya 2 kali sehari. Jika anak kita baru mempunyai satu gigi, kita dapat memulainya dengan menggunakan kain kasa untuk membersihkan gigi mereka. Lalu, setelah tumbuh gigi-gigi berikutnya, kita dapat mengajarkan mereka menggunakan sikat gigi. 

Langkah berikutnya adalah dengan meminimalisir sebisa mungkin penggunaan botol susu dan empeng bayi, terutama saat mereka akan tidur agar sisa-sisa susu tidak tertinggal di gigi dan gusi serta bentuk gigi akan tetap terjaga dari sedotan mereka yang terlalu kuat. 

Kemudian, kurangi jumlah minuman-minuman manis, termasuk obat sirup pada anak. Jika tidak dapat dihindarkan, kita dapat memberi mereka minum air mineral untuk menetralisir mulut dan gigi mereka dari sisa-sisa minuman tadi. 

Langkah yang terakhir adalah dengan membiarkan mereka memilih sikat dan pasta gigi mereka sesuai selera mereka agar aktifitas menggososk gigi menjadi lebih menyenangkan bagi mereka. Demikianlah beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk dapat menjaga kesehatan gigi anak.

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Masa Pandemi Covid-19

Adanya pandemi COVID-19 menyebabkan berbagai sektor mengalami gangguan, salah satunya sektor pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Tak dipungk...