5 Area psikologi perkembangan anak usia dini
Psikologi perkembangan
anak usia dini melihat proses perkembangan mental perilaku, serta fisik anak
pada usia 0-8 tahun. Anak-anak usia dini juga sedang menjalani masa keemasan
atau golden age pada periode ini. Mengapa disebut masa keemasan?
Usia
0-8 tahun dianggap sebagai masa keemasan anak, karena pada periode tersebut, Si
Kecil mengalami perkembangan terbaiknya, baik secara fisik maupun psikis.
Ada
lima area psikologi perkembangan anak usia dini yang harus dipahami orangtua,
untuk memantau tumbuh kembang buah hatinya pada masa keemasan tersebut. Kelima
area tersebut adalah perkembangan, pencapaian, perilaku, emosi, dan
sosialisasi.
Perkembangan
Dalam
psikologi perkembangan anak usia dini, ada tiga aspek yang masuk dalam
perkembangan Si Kecil, yaitu perkembangan fisik, kognitif (intelektual), serta
sosial dan emosional. Berikut ini penjelasannya.
- Perkembangan fisik:
Perkembangan
ini merujuk pada perubahan yang terjadi pada tubuh anak. Biasanya, perubahan
muncul secara stabil dan terprediksi. Perkembangan fisik pada anak ini juga
termasuk kemampuan motorik kasar dan halus.
- Perkembangan kognitif
(intelektual):
Perkembangan
kognitif anak merupakan proses dalam memperoleh pengetahuan, termasuk bahasa,
imajinasi, penalaran, dan pola pikir.
- Perkembangan sosial dan emosional:
Perkembangan
yang satu ini sering dikaitkan dengan kecenderungan anak ketika melakukan
aktivitas secara berkelompok, misalnya bermain bersama teman-teman sebaya nya. Aktivitas
semacam ini menjadi salah satu bagian perkembangan sosial Si Kecil. Sementara
itu, perkembangan emosionalnya mencakup perasaan yang dimiliki anak dengan cara
mengungkapkannya. Rasa takut, percaya, bangga, humor, percaya diri, bahkan
persahabatan, menjadi bagian perkembangan sosial
Pencapaian
Pencapaian
atau milestone merupakan aspek penting untuk menilai sejumlah perkembangan anak
usia dini. Misalnya, ketika anak belum bisa berjalan ketika usianya sudah
mencapai 18 bulan, maka sebaiknya orangtua mewaspadainya.Ada empat kategori
pencapaian perkembangan anak, yaitu pencapaian fisik, kognitif (mental), sosial
dan emosional, serta komunikasi dan bahasa.
- Pencapaian fisik: termasuk
perkembangan kemampuan motorik halus dan motorik kasar
- Pencapaian kognitif (mental): kemampuan
anak dalam berpikir, belajar, dan memecahkan masalah
- Pencapaian sosial dan emosional: kemampuan
anak dalam mengungkapkan perasaan dan melakukan interaksi sosial
- Pencapaian komunikasi dan bahasa:
perkembangan kemampuan berkomunikasi secara verbal dan non-verbal
Perilaku
Setiap
anak bisa saja bertingkah nakal, memberontak, dan menunjukkan perilaku
impulsif dari waktu ke waktu. Konflik antara Anda sebagai
orangtua dan Si Kecil pun akhirnya tak terelakkan, mulai dari usianya yang
menginjak dua tahun, hingga beranjak remaja dan ingin mencari jati diri dan
melakukan hal-hal yang baru.Perilaku tersebut ternyata normal, dan merupakan
bagian dari proses pendewasaan. Namun, ada beberapa anak dengan perilaku yang
sulit untuk dikendalikan. Dalam kondisi ini, orangtua disarankan untuk meminta
bantuan psikolog.Psikolog anak bisa mencari tahu akar persoalan dari perilaku Si
Kecil yang berada di luar norma tingkah anak-anak seusianya. Misalnya, gangguan
pada otak, genetik, masalah pola makan, kondisi keluarga, maupun stres.
Kemudian, psikolog anak akan membantu Anda menyelesaikan persoalan yang ada.
Emosi
Perkembangan
emosi anak termasuk kemampuannya dalam mempelajari emosi dan perasaan. Memahami
alasan munculnya emosi maupun perasaan tertentu, bisa membantu anak
mengelolanya.Proses rumit ini mulai berlangsung pada usia kanak-kanak, dan akan
berlanjut hingga anak beranjak dewasa. Emosi pertama yang bisa muncul pada bayi
adalah kegembiraan, kemarahan, kesedihan, dan ketakutan.Selanjutnya seiring
bertambahnya usia, seorang anak bisa mengenali dan mengungkapkan rasa malu,
terkejut, suka cita, bangga, bahkan mengekspresikan empati. Hal-hal yang memicu
respons emosional anak pun bisa berubah. Begitu pula dengan cara anak dalam
mengelolanya.
Sosialisasi
Perkembangan
sosial ini erat hubungannya dengan perkembangan emosi. Kemampuan sosialisasi
memungkinkan anak untuk melakukan aktivitas positif bersama dengan keluarga,
guru dan teman-teman sekolah, serta tetangga. Proses ini terus berlanjut, dan
usia dini anak menjadi periode penting untuk sosialisasi.Salah satu hubungan
dan yang terpenting untuk memberikan pengalaman baik bagi anak adalah relasinya
dengan orangtua maupun orang-orang yang merawatnya pertama kali. Kualitas
hubungan ini berdampak pada perkembangan sosial Si Kecil di kemudian hari. Sementara
itu melalui hubungan dengan teman sebayanya, anak akan belajar untuk memulai
dan menjaga interaksi sosial, mengatasi konflik, termasuk bergantian waktu bermain,
berkompromi, bahkan tawar-menawar.Aktivitas bermain semacam ini, anak pun
mengalami proses koordinasi antara pemahaman, tindakan, dan tujuan dalam
melakukan suatu hal. Lewat pengalaman ini, anak bisa mengembangkan pertemanan,
yang akhirnya bisa menghadirkan rasa aman, selain yang berasal dari keluarga.
baca juga Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar